Insan Mulia

Sabtu, 21 Februari 2009

komputer dan pilsafat

BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan (realitas). Filsafat merupakan refleksi rasional (fikir) atas keseluruhan realitas untuk mencapai hakikat (= kebenaran) dan memperoleh hikmat (= kebijaksanaan).
Al-Kindi (801 - 873 M) : "Kegiatan manusia yang bertingkat tertinggi adalah filsafat yang merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia ... Bagian filsafat yang paling mulia adalah filsafat pertama, yaitu pengetahuan kebenaran pertama yang merupakan sebab dari segala kebenaran".
Unsur "rasional" (penggunaan akal budi) dalam kegiatan ini merupakan syarat mutlak, dalam upaya untuk mempelajari dan mengungkapkan "secara mendasar" pengembaraan manusia di dunianya menuju akhirat. Disebut "secara mendasar" karena upaya itu dimaksudkan menuju kepada rumusan dari sebab-musabab pertama, atau sebab-musabab terakhir, atau bahkan sebab-musabab terdalam dari obyek yang dipelajari ("obyek material"), yaitu "manusia di dunia dalam mengembara menuju akhirat". Itulah scientia rerum per causas ultimas -- pengetahuan mengenai hal ikhwal berdasarkan sebab-musabab yang paling dalam.
Karl Popper (1902-?) menulis "semua orang adalah filsuf, karena semua mempunyai salah satu sikap terhadap hidup dan kematian. Ada yang berpendapat bahwa hidup itu tanpa harga, karena hidup itu akan berakhir. Mereka tidak menyadari bahwa argumen yang terbalik juga dapat dikemukakan, yaitu bahwa kalau hidup tidak akan berakhir, maka hidup adalah tanpa harga; bahwa bahaya yang selalu hadir yang membuat kita dapat kehilangan hidup sekurang-kuran gnya ikut menolong kita untuk menyadari nilai dari hidup". Mengingat berfilsafat adalah berfikir tentang hidup, dan "berfikir" = "to think" (Inggeris) = "denken" (Jerman), maka - menurut Heidegger (1889-1976 ), dalam "berfikir" sebenarnya kita "berterimakasih" = "to thank" (Inggeris) = "danken" (Jerman) kepada Sang Pemberi hidup atas segala anugerah kehidupan yang diberikan kepada kita.
Menarik juga untuk dicatat bahwa kata "hikmat" bahasa Inggerisnya adalah "wisdom", dengan akar kata "wise" atau "wissen" (bahasa Jerman) yang artinya mengetahui. Dalam bahasa Norwegia itulah "viten", yang memiliki akar sama dengan kata bahasa Sansekerta "vidya" yang diindonesiakan menjadi "widya". Kata itu dekat dengan kata "widi" dalam "Hyang Widi" = Tuhan. Kata "vidya" pun dekat dengan kata Yunani "idea", yang dilontarkan pertama kali oleh Socrates/Plato dan digali terus-menerus oleh para filsuf sepanjang segala abad.
Menurut Aristoteles (384-322 sM), pemikiran kita melewati 3 jenis abstraksi (abstrahere = menjauhkan diri dari, mengambil dari). Tiap jenis abstraksi melahirkan satu jenis ilmu pengetahuan dalam bangunan pengetahuan yang pada waktu itu disebut filsafat:
Aras abstraksi pertama - fisika. Kita mulai berfikir kalau kita mengamati. Dalam berfikir, akal dan budi kita “melepaskan diri” dari pengamatan inderawi segi-segi tertentu, yaitu “materi yang dapat dirasakan” (“hyle aistete”). Dari hal-hal yang partikular dan nyata, ditarik daripadanya hal-hal yang bersifat umum: itulah proses abstraksi dari ciri-ciri individual. Akal budi manusia, bersama materi yang “abstrak” itu, menghasilan ilmu pengetahuan yang disebut “fisika” (“physos” = alam).
Aras abstraksi kedua - matesis. Dalam proses abstraksi selanjutnya, kita dapat melepaskan diri dari materi yang kelihatan. Itu terjadi kalau akal budi melepaskan dari materi hanya segi yang dapat dimengerti (“hyle noete”). Ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh jenis abstraksi dari semua ciri material ini disebut “matesis” (“matematika” – mathesis = pengetahuan, ilmu).
Aras abstraksi ketiga - teologi atau “filsafat pertama”. Kita dapat meng-"abstrahere" dari semua materi dan berfikir tentang seluruh kenyataan, tentang asal dan tujuannya, tentang asas pembentukannya, dsb. Aras fisika dan aras matematika jelas telah kita tinggalkan. Pemikiran pada aras ini menghasilkan ilmu pengetahuan yang oleh Aristoteles disebut teologi atau “filsafat pertama”. Akan tetapi karena ilmu pengetahuan ini “datang sesudah” fisika, maka dalam tradisi selanjutnya disebut metafisika.
Secara singkat, filsafat mencakup “segalanya”. Filsafat datang sebelum dan sesudah ilmu pengetahuan; disebut “sebelum” karena semua ilmu pengetahuan khusus mulai sebagai bagian dari filsafat dan disebut “sesudah” karena ilmu pengetahuan khusus pasti menghadapi pertanyaan tentang batas-batas dari kekhususannya.
Teologi adalah: pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan berdasarkan iman. Secara sederhana, iman dapat didefinisikan sebagai sikap manusia dihadapan Allah, Yang mutlak dan Yang kudus, yang diakui sebagai Sumber segala kehidupan di alam semesta ini. Iman itu ada dalam diri seseorang antara lain melalui pendidikan (misalnya oleh orang tua), tetapi dapat juga melalui usaha sendiri, misalnya dengan cermat merenungkan hidupnya di hadapan Sang pemberi hidup itu. Dalam hal ini Allah dimengerti sebagai Realitas yang paling mengagumkan dan mendebarkan. Tentulah dalam arti terakhir itu berteologi adalah berfilsafat juga.
Iman adalah sikap batin. Iman seseorang terwujud dalam sikap, perilaku dan perbuatannya, terhadap sesamanya dan terhadap lingkungan hidupnya. Jika iman yang sama (apapun makna kata "sama" itu) ada pada dan dimiliki oleh sejumlah atau sekelompok orang, maka yang terjadi adalah proses pelembagaan. Pelembagaan itu misalnya berupa (1) tatacara bagaimana kelompok itu ingin mengungkapkan imannya dalam doa dan ibadat, (2) tatanilai dan aturan yang menjadi pedoman bagi penghayatan dan pengamalan iman dalam kegiatan sehari-hari, dan (3) tatanan ajaran atau isi iman untuk dikomunikasikan (disiarkan) dan dilestarikan. Jika pelembagaan itu terjadi, lahirlah agama. Karena itu agama adalah wujud sosial dari iman.
BAB II
FILSAFAT ILMU KOMPUTER
1.Definisi Filsafat
The Liang Gie dalam bukunya Filsafat Ilmu menuliskan bahwa filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.
Landasan dari ilmu mencakup :
- Konsep-konsep pangkal
- Anggapan-anggapan dasar
- Asas-asas permulaan
- Struktur-struktur teoritis
- Ukuran-ukuran kebenaran ilmiah
Filsafat ilmu = philosophy of science = theory of science = meta science = methodology = science of science (scientia scientiarum).
Ilmu pengetahuan adalah apa yang kita ketahui.
Sumber-sumber pengetahuan :
1. Panca indera, bersifat faktual dan konkrit
2. Pikiran, bersifat konkrit dan juga abstrak
3. Wahyu,
4. Intuisi, gabungan antara pikiran & perasaan
2. Arti Ilmu Pengetahuan
Merupakan bagian dari pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah.
Perhatikan bahwa pengetahuan adalah semua yang kita ketahui tanpa menghiraukan yang benar dan yang salah, sedangkan ilmu pengetahuan membatasi pada yang benar saja.
Terdapat 3 kebenaran :
1. Kebenaran Ilmu
Sesuatu dianggap benar jika baik ditinjau secara deduktif maupun secara induktif adalah benar.
Deduktif = dari umum ke khusus, benar dimaksudkan masuk akal.
2. Kebenaran Filosofis
Kebenaran yang ukuran/kriteria kebenarannya didasarkan atas logika/rasio. Cara yang digunakan untuk menguji kebenarannya yaitu dengan logika analogi.
Contoh :
a) Pernyataan 1 :
”Semua mahasiswa ilmu komputer telah mengambil mata kuliah PTI”
Pernyataan 2 :
”Paijo adalah mahasiswa ilmu komputer”
Kesimpulan :
”Paijo telah mengambil mata kuliah PTI”
b) Pernyataan 1 :
”Jika Tuti belajar, maka Tuti tidak gagal ujian Filsafat ilmu komputer
Pernyataan 2 :
”Jika Tuti tidak main basket maka Tuti belajar”
Pernyataan 3 :
”Tuti gagal ujian filsafat ilmu komputer”
Kesimpulan :
“Tuti main basket“
c) Pernyataan 1 :
“Muji adalah ilmuwan“
Pernyataan 2 :
“Setiap ilmuwan adalah peneliti“
Maka :
”Muji adalah peneliti”
Kebenaran yang didasarkan atas logika analogi disebut juga kebenaran koherensi.
3. Kebenaran Pragmatis
Kriteria kebenaran yang digunakan adalah berfungsi atau tidaknya pernyataan tersebut untuk kehidupan manusia. Pragmatisme dapat menerima kebenaran ilmu dan filosofis asal berfungsi bagi kehidupan praktis.
Ilmu pengetahuan merupakan bagian dari pengetahuan.
Peninjauan ilmu pengetahuan dapat dari segi proses maupun dari segi keluarannya.
Proses → dimaksudkan dari cara mendapat ilmu pengetahuan tersebut.
Output → dimaksudkan dari hasil proses atau kesimpulan dari ilmu pengetahuan yang didapat.
Dari segi keluaran dapat dilihat dari ciri-ciri ilmu pengetahuan, yaitu :
1. Obyektif
Pengetahuan itu harus sesuai dengan obyeknya.
2. Metodik
Memperolehnya dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkendali.
3. Sistematik
Pengetahuan ilmiah harus tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan suatu kesatuan yang utuh.
4. Universal
Berlaku umum
Langkah-langkah dalam metode ilmiah :
1. Perumusan masalah
Merupakan pertanyaan ”apa”, ”mengapa”, ”bagaimana” tentang obyek yang diteliti.
2. Penyusunan hipotesis
Pernyataan yang menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang ditetapkan. Ia merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang ditetapkan di atas yang harus diuji kebenarannya dalam suatu observasi atau eksperimen
3. Pengujian hipotesis
Usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis. Fakta-fakta dianalisis sehingga dapat dipakai untuk menarik kesimpulan.
4. Penarikan kesimpulan
Dari analisis dapat ditarik kesimpulan. Jika hipotesis diterima maka kesimpulan itu merupakan ilmu.
Ilmu = pengetahuan yang diatur secara sistematis
3. Ilmu Komputer
Berasal dari ”Computer Science” yaitu mengenai pemrosesan informasi dengan struktur informasi dan prosedur yang masuk ke dalam representasi dari pemrosesan tersebut, dan dengan implementasinya dalam sistem pemrosesan informasi.
Computer = computare
Ilmu komputer merupakan ilmu pengetahuan yaitu pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah yang obyeknya adalah komputer digital dan fenomena di sekitar mereka (sebagai pemroses dan penyaluran informasi).
Filsafat adalah suatu pemikiran manusia untuk memahami hakikat dari suatu kenyataan, untuk memperoleh kebenaran, makna, tujuan, serta nilai-nilai untuk mengetahui sedalam-dalamnya tentang suatu obyek penelaahnya.
Jadi filsafat ilmu komputer adalah pemikiran yang sedalam-dalamnya untuk memperoleh kebenaran, makna, tujuan serta nilai-nilai ilmu komputer bagi kehidupan manusia.
BAB III
SEJARAH ILMU KOMPUTER
a. Zaman Batu Purba (4.000.000 – 10.000 SM)
Sisa-sisa budaya manusia yang dapat ditemui dari masa itu adalah berbagai batu yang jelas dibentuk oleh manusia. Batu-batu itu ada yang mirip kepala kapak maupun ujung tombak. Artinya manusia pada saat itu sudah mengenal alat untuk kegiatannya.
Dalam membuat alatpun mereka sudah memilih mana yang efisien penggunaannya mana yang tidak (ingat memilih batu yang tajam, buruan yang enak, dll). Inilah awal adanya teknologi, walaupun mungkin hanya menggunakan trial & error (coba-coba).
Jadi mereka mampu untuk membedakan, memilih, mengumpulkan, mengklasifikasikan, merancang, serta mampu meningkatkan efisiensi (merupakan proses dalam TPS = Transaction Processing System) alat yang mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Dengan demikian mereka sudah mampu ”menghitung” apa & berapa yang dikumpulkan bagaimana memilah-milah (kolator ?). Inilah mungkin awal dari kegiatan hitung-menghitung dengan peranti yang tidak disebutkan, mungkin batu-batu atau coretan-coretan pada dinding, badan, dan lain sebagainya.
b. Zaman timbulnya pola berpikir koheren (10.000 – 500 SM)
Karena telah muncul kerajaan besar (negeri Cina, India, Mesir, Babilonia, Athena, dll), maka tentunya mereka telah mempunyai tingkat berpikir yang tinggi dengan kemampuan membaca, menulis, bahkan berhitung.
Kemampuan untuk membuat waktu peredaran bulan mengelilingi bumi sehingga muncul angka tahun bulan dan sebagainya sehingga jelaslah di sana ada peranti yang dipakai untuk itu. Sayangnya mereka tidak menamakan alat hitung (”komputer”) mereka, akan tetapi yang ditonjolkan adalah hasilnya saja tidak menyebutkan memakai apa.
Merekapun menemukan bilangan (phi) jadi makin jelas bahwa mereka mempunyai prosedur (program) untuk mencari bilangan tersebut.
Dalam perkembangan di luar itu semua jelaslah bahwa mereka melakukan kegiatan berdoa dan untuk itu digunakan tasbeh atau rosario. Di Cina untuk perhitungan yang umum digunakan yaitu Cepoa / abacus.
c. Zaman timbulnya pola berpikir rasional (600 SM – 200 M)
Pada zaman ini tercatat adanya ”jam matahari” yaitu dengan tongkat yang tegak di atas bumi yang horizontal maka bayangan tongkat menjadi petunjuk waktu. Jadi manusia telah memanfaatkan alam (sekarang memanfaatkan semikonduktor untuk memori, memanfaatkan pemagnetan untuk merekam data, dan sebagainya).
Juga muncul ”dalil phytagoras” yang pembuktiannya menggunakan suatu prosedur yang merupakan bagian tak terpisahkan dalam dunia ilmu komputer sekarang. Juga muncul pengertian deret sebagai bentuk algoritma yang paling sederhana.
Muncul logika, seperti :
P = semua benda bila dipanaskan dalam keadaan kering akan berubah menjadi api.
Q = kayu adalah benda.
R = kayu jika dipanaskan dalam keadaan kering akan menjadi api.
Jadi : P.Q |= R (P dan Q premis & R konklusi).
d. Zaman timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam (1400 – 1600)
Pada zaman ini tercatat nama ”Nicolaus Copernicus” sebagai perombak alam pikiran manusia berdasarkan filsafat Yunani yang menyatakan bahwa pusat semesta alam itu bumi. Nicolaus Copernicus berpendapat bahwa pusat semesta alam bukanlah bumi akan tetapi matahari yang diterangkan dalam bukunya ”De Revolutionibus Orbium Carlestium” (”Peredaran Alam Semesta”).
Pokok-pokok buku De Revolutionibus Orbium Carlestium yaitu :
1. Matahari adalah pusat dari solarsystem
2. Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama-sama bumi mengelilingi matahari (heliosentrisme)
3. Bumi berputar pada prorosnya dari barat ke timur.
Selanjutnya oleh Bruno diperluas menjadi :
- Alam raya tidak ada batasnya
- Bintang-bintang tersebar di seluruh ruang angkasa.
Tokoh-tokoh ilmu pengetahuan alam : Galileo Galilei, Johanes Keppler, Christian Huygen, Newton, Lavoisier, dan sebagainya sampai ke Einstein.


BAB IV
SEJARAH TEKNOLOGI INFORMASI & SISTEM
Pada tahun 1500BC, telah ditemukan pada pegunungan Alpen di Perancis suatu lukisan di bebatuan berupa suatu Kambing Gunung yang dilukis tegak dan Orang & kuda yang terbalik. Itu diartikan sebagai suatu contoh awal bahwa manusia menggunakan piranti yang ada untuk hidup di dunia dan memahaminya.
Teknologi dan sistem informasi merupakan turunan/warisan di masa lalu, dan untuk memahami itu peranan dan akibat daripada teknologi informasi pada kehidupan kita jika kita melihatnya dalam suatu kontek historis.
Jika diamati, banyak bentuk-bentuk yang berbeda-beda dari waktu ke waktu daripada teknologi, akan tetapi mereka mempunyai unsur-unsur yang sama yang terdapat pada teknologi yang baru dengan apa yang ditemukan sebelumnya. Unsur-unsur tersebut misalnya unsur menyimpan, memilih, menggunakan simbol dan lain sebagainya.
Sejarah daripada teknologi dan sistem informasi dapat dibagi menjadi 4 periode dasar yang masing-masing dicirikan dengan suatu teknologi prinsipal yang digunakan untuk menyelesaikan masukan, pemrosesan, keluaran dan komunikasi pada masa itu.
1. Periode Premekanik (The Premechanical Age : 3000BC – 1450AD)
Bagaimana menyajikan secara fisik konsep seperti bahasa & angka, dan bagaimana menyimpan dan menampilkan informasi sehingga ia tetap tidak berubah, tidak meragukan, serta permanen, itu semuanya adalah isue kunci yang dihadapi oleh manusia pada periode premekanis. Penyelesaiannya adalah : sistem penulisan & meng-angka-kan yang dibantu dg teknologi piranti seperti kertas, pena, dan abacus/kalkulator.
-Penulisan & Alfabet
Kemampuan untuk menulis kelihatannya begitu natural, sehingga secara intuitif pada waktu itu sukar untuk direalisasikan jika manusia tidak tahu bagaimana mengerjakan itu. Pada awalnya komunikasi menggunakan ucapan/dengan menggambar. Dengan demikian mereka sulit untuk menyimpan pengetahuan dan mereka mengandalkan pada ingatan mereka secara bersama-sama/individual.
Sekitar 5000 tahun yang lalu sekitar 3000BC bangsa Sumeria di Mesopotamia menemukan suatu sistem penulisan. Sistem tersebut disebut dengan ”Cuneiform” yang menggunakan tanda yang berkaitan dengan suara ucapan, dan tidak menggunakan gambar untuk mengekspresikan kata.
Dengan sistem baru ini membantu membangun kota dunia pertama dimana orang-orang hidup bermasyarakat yang terorganisasi untuk pertama kali. Dari sinilah sistem informasi pertama, yaitu menulis, datang suatu masa rakyat madani (civilation) seperti yang sekarang kita alami.
Sekitar tahun 2000 BC bangsa Phoenicians selanjutnya menyederhanakan penulisan. Mereka selanjutnya merelasikan antara gambar dan kata dengan menciptakan simbol-simbol yang mengekspresikan silabel & konsonan tunggal yang merupakan awal daripada adanya alfabet. Selanjutnya bangsa Greeks mengadopsi alfabet dari Phoenicians dan menambah vowel. Dan akhirnya bangsa Roma memberikan nama huruf latin untuk menciptakan alfabet yang digunakan sekarang.
-Kertas & Pena
Bangsa Sumerian, untuk teknologi masukan terdiri dari peranti seperti pena yang disebut stylus yang dapat membuat coretan pada clay basah. Sekitar tahun 2600 BC, bangsa Mesir menemukan suatu piranti yang dapat menuliskan pada papyrus plant. Mereka menggunakan semacam batang padi (damen) atau bambu kecil untuk menahan ”tinta” yaitu carbon yang dihaluskan/abu yang dicampur dengan minyak lampu & gelatin dari kulit keledai yang direbus.
Masyarakat lain menuliskan pada daun (lontar), kulit. Cina menemukan teknik untuk membuat kertas dari rag (kain), dimana pada saat ini pembuatan kertas didasarkan, sekitar 100 AD.
-Buku & Pustaka : Peranti penyimpan tetap
Kepentingan untuk mengorganisasikan informasi ke dalam suatu bentuk yang berguna, dan menyimpan informasi secara permanen, membawa ke kreasi untuk pengadaan buku dan perpustakaan setelah teknik penulisan telah sempurna. Pemimpin agama dari Mesopotamia menyimpan ”buku” paling dulu – koleksi daripada tablet tanah lempung berbentuk segi 4, dituliskan dengan huruf kuno berupa baji dan dipack dalam suatu wadah berlabel – dalam perpustakaan pribadi mereka.
Orang Mesir menyimpan scroll-sheet daripada papyrus yang dibungkuskan sekeliling suatu shaft/gulungan daripada kayu.
Orang greek mulai melipat sheet daripada papyrus secara vertikal ke dalam suatu lembaran-lembaran & dijilid. Kamus – kemajuan yang sangat penting dalam pemrosesan informasi dengan suatu kreasi daripada pembuatan daftar dengan pengurutan kata-kata – yang kemunculan pertamanya hampir bersamaan dengan encyclopedia. (Greek membuat perpustakaan umum th 500 BC).
Sistem Penomoran Pertama
Walaupun orang-orang zaman dahulu selalu menyimpan/mencatat besaran-besaran dengan suatu benda (tumpukan tulang, cowekan-cowekan pada stick atau tulang), penemuan bilangan yang dapat dijumlah, dikurangkan, dikalikan, maupun dibagikan tidak begitu mudah. Orang Mesir & Arab mengembangkan suatu sistem yang diambilkan dari bilangan 1 – 9 sebagai suatu garis vertikal, bilangan 10 dengan u atau lingkaran dst tetapi sistem bilangan yang mereka pakai tidak begitu jauh dengan yang sekarang digunakan dalam lembar elektronika. Walaupun orang-orang zaman dahulu selalu menyimpan/mencatat besaran-besaran dengan suatu benda (tumpukan tulang).
Sistem penomoran yang hampir mirip dengan apa yang digunakan sekarang belum digunakan sampai antara tahun 100 & 200 AD.
Oleh Hindu di India yang menciptakan sistem bilangan sembilan digit. Walaupun demikian konsep bilangan nol belum ditemukan. Setelah bertemunya konsep orang India dan konsep orang Arab, maka konsep bilangan yang sekarang digunakan muncul melalui Eropa pada abad ke 12.
2. Periode Mekanis (The Mechanical Age) (1450 – 1840 AD)
Tulisan, kertas, pena, buku dan sistem penomoran (sistem bilangan) merupakan bangunan dasar dimana manusia menggunakan untuk mengawali pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar mereka.
Dengan demikian memungkinkan mereka mencatat dan mengkomunikasikan ide-ide mereka. Tetapi karena masalah harga dan sebagainya cara-cara tersebut di atas hanyalah terbatas pada mereka yang kaya, gereja maupun pemerintah. Penyebaran di luar group mereka memerlukan waktu cukup lama sampai ditemukanya mesin cetak.
Ledakan Informasi Pertama
Keterbatasan dalam penyebaran informasi seperti yang dikatakan di atas dapat diatasi oleh orang German yang bernama Johann Gutenberg yang menemukan ”The movable metaltype printing press” dalam tahun 1450.
Sebelumnya buku ditulis dengan tangan atau dicetak dengan blok-blok dari kayu (bandingkan dengan cap yang ada sekarang). Dengan mesin cetak yang ditemukan oleh Gutenberg maka penyebaran informasi melalui buku, pamflet dan lain-lain menjadi lebih cepat.
Selanjutnya dengan digunakan buku berindex (didaftar urut berdasarkan alfabet) dan juga digunakan nomor halaman, pencarian informasi yang dibutuhkan lebih cepat & mudah. Cara-cara tersebut sangat penting nantinya dalam menyusun suatu files maupun database.
Ledakan informasi yang diakibatkan karena ditemukannya mesin cetak press maka informasi menjadi mudah disebarkan dan diakses oleh siapa saja.
Math oleh Mesin
Sejalan dengan teknologi mesin cetak press secara mekanis perhatian orang pun menuju ke teknologi bagaimana masalah dengan pengelolaan bilangan. ”Komputer” serba guna pertama adalah ”manusia”. Manusia-manusia ini bekerja di kantor untuk menghitung, memvalidasi dsb yang tentunya pekerjaan yang melelahkan sehingga memungkinkan adanya kesalahan.
Dapat dibayangkan andaikan data yang bertumpuk-tumpuk diproses akan berapa lama?
Juga menghitung ketelitian sampai 5 angka di belakang koma tentunya sulit. Oleh karena itu mereka disediakan abacus, pena, kertas, dsb.
Mistar Hitung, Pascaline, Mesin Leibnitz
Tahun 1600, William Oughtred (Inggris) menemukan mistar hitung, suatu peranti di mana orang dapat mengalikan, membagi bilangan dengan cara menggeserkan 2 batang kayu yang dibuat satu dapat bergeser dalam kayu yang lain sehingga dapat berfungsi.
Ia merupakan suatu alat hitung yang berdasarkan analog – yaitu alat yang kerjanya mengukur tidak menghitung. Alat ini masih dipakai sampai tahun 1960.
Blaise Pascal mencoba membuat mesin hitung sekitar 1642 dan mesin hitung tersebut diberi nama pascaline. Pada prinsipnya mesin tersebut memanfaatkan teknologi roda & roda bergigi untuk tambah dan kurang.
Mesin Babbage
Sekitar tahun 1750 (150 tahun kemudian) kesulitan untuk keakuratan komputasi masih merupakan tantangan, terlebih makin kompleksnya masalah ilmu & matematika. Sejak tahun 1800 setiap masalah astronomi maupun geografi sampai ke matematika murni masih mengandalkan pada tabel matematis yang cukup panjang dan masih menggunakan tenaga tangan manusia.
Seorang bangsa Inggris yang nyentrik yang bernama Charles Babbage menjadi frustasi menghadapi hal tersebut sehingga berkeinginan utnuk menciptakan mesin yang dapat menghitung dan juga dapat mencetak hasilnya.
Pada tahun 1820, ia dapat menghasilkan suatu model kecil yang dapat bekerja yang diberi nama ”Difference Engine” (Karena mendasarkan pada metode penyelesaian persamaan matematis yang disebut metode diferensial).
C. Babbage merencanakan mesin deferensi yang lebih complicated tetapi tidak berhasil dan desainnya kemudian dirakit di Museum of Science di London pada tahun 1991 dan mesin tersebut berbobot 3 ton, tinggi 7 kaki, panjang 11 kaki, dan mempunyai 4000 bagian dan dapat bekerja sesuai dengan keinginan C. Babbage. C. Babbage juga merencanakan suatu mesin yang ia sebut dengan Analitical Engine (1830). Bagian-bagian yang membentuk mesin ini sangat mirip dengan apa yang sekarang ada yaitu adanya bagian penyimpanan (RAM) yang dipakai untuk menyimpan masukan maupun yang akan ditampilkan. Selain itu juga terdapat apa yang disebut Mill, dimana angka-angka dimanipulasi (ALU ??). Ia juga merencanakan untuk menggunakan kartu terlubang untuk mengarahkan pengoperasian mesinnya. Ide ini muncul dengan adanya kartu terlubang untuk mengendalikan pola daripada kain tenun.
Seseorang yang bernama Augusta Ada Byron, anaknya penyair Lord Byron, membantu C. Babbage yang ditempatkan pada kartu terlubang.
3. Periode Electromekanik (The Electromechanic Age, 1840 – 1940 AD)
Tuntutan daripada masyarakat industri yang menjadi semakin kompleks, kebutuhan untuk teknologi yang lebih hebat dalam mendukung sistem informasi yang canggih bertumbuh. Dengan munculnya teknologi listrik dan munculnya cara-cara mengkonversikan pengetahuan serta informasi ke bentuk impulse-impulse listrik bermunculan makin nyata dukungan untuk sistem informasi yang canggih
Awal daripada Telekomunikasi
C. Babbage memikirkan suatu mesin hitung yang “automatis”, pencetak buku serta pengaturannya terus dibangun, tetapi masalah komunikasi masih belum terfikirkan, karena masih mengandalkan cara kurir yaitu face to face.
Dengan ditemukannya metode yang mengandalkan “penciptaan dan penyimpanan” kelistrikan (dengan suatu baterai). Pada akhir abad ke 18 maka sangat dimungkinkan munculnya metode untuk mengkomunikasikan informasi.
Telegraph, Telepon, Radio
Telegraph, invensi pertama dan utama daripada penggunaan elektrisiti untuk keperluan komunikasi, memungkinkan untuk mentransmisikan informasi dari jarak jauh dan cepat, dan invensi ini menjadi lebih nyata dengan ditemukan kode morse oleh orang yang bernama Samuel Morse tahun 1835. Selanjutnya penemuan yang lebih maju daripada telegraph adalah telepon, suatu penemuan yang sangat penting dalam abad ke 19, penemunya adalah Alexander Graham Bell pada tahun 1876 yang seterusnya ditemukannya radio oleh Marchi tahun 1884. teknologi ini adalah dasar daripada teknologi komunikasi.
Komputasi Elektromekanis
Teknologi di belakang mesin penghitung elektris dan mekanis pertama dikombinasikan dalam tahun 1880 oleh orang yang bernama Herman Hollerith sebagai keinginan untuk mensukseskan pekerjaannya yaitu dalam biro sensus di Amerika. Ia mencoba untuk menggunakan kartu terlubang dalam merekam informasi, dengan kartu itu mentabulasikan informasi-informasi dalam bentuk pengkategorian, pemilihan dan sebagainya. Seterusnya mesin berbasis kartu ini diproduksi oleh perusahaan IBM.
ASCC Mark I
Howard Aiken mencoba untuk mengkombinasikan teknologi kartu terlubang dengan idenya C. Babbage dalam rangka untuk merealisasikan prinsip mesin komputing terprogram. Aiken membangun mesin ini didanai IBM, dikenal dengan nama ASCC (Automatic Sequence Controlled Calculator) atau terkenal Mark I. Mesin ini memanfaatkan perintah-perintah (program) ke mesin untuk memanipulasi data (input pada kartu berlubang) menghitung angka yang tersimpan, relay elektromagnetis dalam mencatat hasilnya.
ASCC, panjangnya 51 kaki, tinggi 8 kaki, memuat 750.000 bagian-bagian, 500 mil kawat, 3 mil ion hub elektrik. Ini jelas telah menjadi obsolete sebelum mesin ini jadi. Hal tersebut sangat masuk akal karena telah ditemukan apa yang disebut dengan tabung hampa yang merupakan komponen utama dalam suatu komputer.
4. Periode Elektronika
Akhir 50an, suatu masalah kunci adalah kebutuhan untuk lebih cepat, powerfull, dan meyakinkan suatu teknologi untuk membantu agar tetap dapat mengikuti perubahan dunia yang cepat dan dengan langkah cepat.
Kemajuan utama dalam periode ini adalah suatu penemuan elektronik, digital yang mampu memenuhi kebutuhan kita.
Percobaan Pertama
Masih dalam perdebatan terhadap siapa yang membangun komputer digital elektronik pertama. Komponen elektronik yang berbeda dengan catatan relay elektromekanis yang digunakan dalam Mark 1, tidak bergerak-gerak mereka hanya merubah dari satu status ke status lain, tergantung, misalnya pada apakah ada arus listrik atau tidak (on & off). Pada awal 1940an para ilmuwan dunia menyadari bahwa tabung hampa (ditemukan oleh Shannon sekitar tahun 1922), yang digunakan untuk menggantikan bagian elektromekanis. Di US, 1939 John A Tannsoff dan Clifford Berry dari Universitas Negeri Iowa menciptakan mesin hitung kecil dengan menggunakan prototype yang memanfaatkan 300 tabung hampa.
Di Jerman 1942, Konrad Zuse, membangun suatu komputer elektromekanis yang dapat diprogram disebut Z3 pada tahun 1941 (sebelum Aiken membangun Mark 1) dan diusulkan dengan desain kembali dan menggunakan 2000 tabung hampa. Usulan ini gagal oleh penguasa Jerman pada waktu itu.
Di Inggris tahun 1943, Alan Turing (seorang matematikawan pada tahun 1936 dalam usia 24 tahun, telah menulis apa yang merupakan suatu pokok dalam ilmu komputer), dimana ia menyampaikan suatu mesin komputasi.
Eickert dan Mauchly
Di US, John Mauchly (ahli Fisika) dan J Prester Eckert (insinyur listrik), di Universitas Pensylvania, membuat proposal pada tahun 1942 untuk komputer dengan kecepatan tinggi dan untuk keperluan umum menggunakan tabung hampa. US Army sangat memerlukan mesin hitung yang cepat, mereka dikontrak untuk membangun mesin yang diusulkan pada tahun 1943. ENIAC memakan waktu 2 tahun untuk merakit yang tentunya terlambat dengan usainya PD II.
ENIAC mampu melakukan penambahan, pengurangan dan perkalian dalam milidetik dan mampu menghitung gerakan suatu peluru meriam dalam waktu 20 detik. Untuk itu semua mesin ini menggunakan 17000 tabung hampa, berat 30 ton, panjang 100 kaki, tinggi 10 kaki.
Masalah pada ENIAC yaitu tidak ada cara menyimpan program. Instruksi-instruksi dalam bentuk untaian elektrisiti yang telah dimatikan/disoldir, sehingga untuk merubah instruksi maka mesin harus direwired.
Dengan kelemahan tersebut, Mauchly & Eckert memahaminya, sehingga mereka mendesain yang baru yang disebut dengan EDVAC (Electronic Discreet Variable Computer), dimana instruksi internal disimpan dengan menggunakan tabung hampa berisi mercury yang ditinggalkan dengan menggunakan quartz crystals.
Seorang matematikawan yang bernama John Von Neuman melanjutkan ide Mauchy yaitu konsep …………
EDVAC diselesaikan sekitar tahun 51 oleh team dari sekolah Moore yang ditinggalkan Eckert dan Mauchy tapi 2 tahun sebelumnya yaitu 1949 di Universitas Cambridge Inggris Marrice Wilkes dihasilkan komputer.
4 Generasi Computing Digital
Generasi I (51 – 58)
- Elemen logika utama adalah tabung hampa
- Pemasukannya dengan kartu berlubang
Generasi II (59 – 63)
- Transistor yang terbuat dari suatu kelompok material mineral kristalistan
- Pita & cakram bermagnet sebagai penyimpan eksternal mulai menggantikan kartu berlubang
- Fortran, BASIC, Cobol.
Generasi III (64 – 79)
- IC
- Metal Oxide Semiconductor (MOS) sebagai pengganti cores
- Munculnya telekomunikasi sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan TL dalam membuat jaringan.
Generasi IV (79 – 80an)
- LSIC & VLSI
- Penyimpan luar beraneka ragam
- Dari sisi software ada beraneka ragam dan keperluan.
BAB V
RUANG LINGKUP ILMU KOMPUTER
Objek utama studi ilmu komputer adalah komputer digital dan fenomena yang mengelilingi mereka. Kerja pada disiplin ilmu ini adalah difokuskan pada struktur & operasi sistem komputer dengan prinsip yang mengandalkan desain dan pemrograman mereka, pada metode yang efektif untuk penggunaan mereka dalam klas-klas yang berbeda tugas pemrosesan informasi dan pada karakterisasi teoritis dari properti dan membatasi mereka.
Peranan utama komputer digital dalam disiplin ilmu komputer adanya kedekatan dengan universalitas sebagai suatu mesin proses informasi. Dengan kemampuan program tersimpan digital komputer memampukan kita untuk menyajikan proses informasi secara tepat dan juga dalam implementasinya.
1. Subject Matter
1. Melingkupi tugas pemrosesan informasi, prosedur, untuk menangani & bermacam-macam representasi yang terkait
2. Utamanya berkaitan dengan bermacam-macam struktur, mekanisme, dan scheme untuk pemrosesan informasi.
Pada pandangan praktisioner dalam bidang komputer :
1. Bagian pertama à aplikasi komputer
2. Sistem komputer
2. Aplikasi Komputer
1. Aplikasi numeris
Berorientasi pada problem dan prosedur dimana data numeris adalah dominan seperti problem dalam bidang analisis numeris.
2. Aplikasi non numeris
Kerja dalam aplikasi ini adalah terkait dengan pemrosesan yang melibatkan data non numeris, seperti representasi problem, program eksresis simbolis .....
Cabang ilmu komputer dengan aktivitas dalam bidang non numeris adalah artificial intelligence, penyimpanan, information retrieval, pemrosesan citra.
3. Sistem Komputer
1. Sistem Software
Penekanan pada kerja di bidang ini à representasi level mesin dari program dan data yang bersangkutan dalam rencana untuk pengendalian eksekusi program dan pada program untuk menangani bahasa komputer dan pengelolaan operasi komputer. Cabang dari ilmu komputer dengan bidang utama dalam sistem software à bahasa pemrograman dan processor sistem, pengoperasian dan program utiliti, serta teknik-teknik pemrograman. Sedang arsitektur komputer berkaitan dengan sistem software maupun hardware.
2. Sistem Hardware
Cabang lain dari ilmu komputer yang berkaitan dengan sistem hardware adalah organisasi mesin dengan desain logis.
Dua tipe aktivitas dalam ilmu komputer dapat diidentifikasi yaitu :
1. Membangun konseptual/framework untuk memahami material empiris yang ada dalam disiplin ini via suatu pengamatan yang aktif untuk menyatukan prinsip-prinsip, metode umum & teori-teori. Hal ini alamiah juga merupakan suatu analitika.
2. Mengembangkan sistem komputer baru dan aplikasinya dalam adanya konsep dan teori baru. Hal ini berorientasi pada sintaksis, eksperimen, dan pengajaran untuk pengetahuan empiris baru.
Kerja Teoritis
Teori komputasi, teori kompleksitas, analisis algoritma, TBO, teori bahasa formal, teori cetetan. Jadi secara umum kerja teoritis di dalam ilmu komputer adalah menyebar pada sejumlah besar suatu fenomena-fenomena yang sempit.
Kerja Eksperimental
Kerja dengan banyak menggunakan komputer, dan sering mensimulasi pembangunan baru dalam desain komputer, utilitasnya. Tipikal dari aktivitas eksperimental melibatkan pembangunan dan eksekusi dari suatu bahasa komputer baru atau menguji prosedur untuk suatu klas problem yang baru.
BAB VI
KESIMPULAN
Menurut Aristoteles (384-322 sM), pemikiran kita melewati 3 jenis abstraksi (abstrahere = menjauhkan diri dari, mengambil dari). Tiap jenis abstraksi melahirkan satu jenis ilmu pengetahuan dalam bangunan pengetahuan yang pada waktu itu disebut filsafat:
Aras abstraksi pertama - fisika. Kita mulai berfikir kalau kita mengamati. Dalam berfikir, akal dan budi kita “melepaskan diri” dari pengamatan inderawi segi-segi tertentu, yaitu “materi yang dapat dirasakan” (“hyle aistete”). Dari hal-hal yang partikular dan nyata, ditarik daripadanya hal-hal yang bersifat umum: itulah proses abstraksi dari ciri-ciri individual. Akal budi manusia, bersama materi yang “abstrak” itu, menghasilan ilmu pengetahuan yang disebut “fisika” (“physos” = alam).
Aras abstraksi kedua - matesis. Dalam proses abstraksi selanjutnya, kita dapat melepaskan diri dari materi yang kelihatan. Itu terjadi kalau akal budi melepaskan dari materi hanya segi yang dapat dimengerti (“hyle noete”). Ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh jenis abstraksi dari semua ciri material ini disebut “matesis” (“matematika” – mathesis = pengetahuan, ilmu).
Aras abstraksi ketiga - teologi atau “filsafat pertama”. Kita dapat meng-"abstrahere" dari semua materi dan berfikir tentang seluruh kenyataan, tentang asal dan tujuannya, tentang asas pembentukannya, dsb. Aras fisika dan aras matematika jelas telah kita tinggalkan. Pemikiran pada aras ini menghasilkan ilmu pengetahuan yang oleh Aristoteles disebut teologi atau “filsafat pertama”. Akan tetapi karena ilmu pengetahuan ini “datang sesudah” fisika, maka dalam tradisi selanjutnya disebut metafisika.
Secara singkat, filsafat mencakup “segalanya”. Filsafat datang sebelum dan sesudah ilmu pengetahuan; disebut “sebelum” karena semua ilmu pengetahuan khusus mulai sebagai bagian dari filsafat dan disebut “sesudah” karena ilmu pengetahuan khusus pasti menghadapi pertanyaan tentang batas-batas dari kekhususannya.
Mulai 1960an kebutuhan terhadap mini komputer semakin meningkat, diperkenalkan perusahaan seperti IBM ke dunia industri. Kemampuan menghitung yang cepat à banyak perusahaan yang memanfaatkannya untuk keperluan penglohan data. Pemakaian komputer di masa ini dipamerkan untuk meningkatkan efisiensi. Pada era ini belum terlihat suasana kompetensi yang sedemikian ketat, jumlah perusahaan masih relatif sedikit.
Kemajuan teknologi digital dipadu dengan telekomunikasi telah membawa komputer memasuki masa ”revolusi”-nya. Di awal 1970an, teknologi personal computer mulai diperkenalkan sebagai alternatif pengganti mini komputer. Dengan seperangkat komputer yang dapat diletakkan di meja kerja pada perusahaan untuk mendukung terjadinya proses kerja yang lebih efektif. Tidak seperti halnya pada era komputerisasi, dimana komputer hanya menjadi “milik pribadi” divisi EDP perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Gazalba, Drs. Sidi, Sistematika Filsafat, Jakarta, Bulan bintang, Cet. III, 1981.
Juhaya S. Praja, Aliran-aliran Filsafat: dari Rasionalisme sampai sekulerisme, Bandung, Alva Gracia, 1987.
Dagobert D. Runes, et al., Dictionery of philosophy, Tattowa-New york, Littlefield, Adams& co.
Wahana Komputer. 2002. Kamus Lengkap Dunia Komputer. Yogyakarta: Penerbit Andi.
www.id.wikipedia. Org/wiki/
Abdul dan Tera C.H. Tri Wahyuni. 2003. Pengenalan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Bugar yang Memesona